Muhammad dan Benih-Benih Perdamaian Dunia

"Muhammad dan Benih-Benih Perdamaian Dunia"

Oleh: Sarifudin




       Hidup mesti bernuansa islami. Berbudi pekerti dan bermurah hati . Jika hidup sudah tak bertoleransi. Maka rusaklah bumi ini. Fakta kurangnya kesadaran akan toleransi tentunya masih bisa kita saksikan sampai saat ini. Hal ini tentu tidak sejalan dengan apa yang diajarkan islam dan bertolak belakang dengan sikap rosulullah Muhammad SAW. Sebagai suritauladan yang senantiasa menegakkan prinsip perdamaian dalam hidupnya.

            Sikap Muhammad SAW.  dengan kelembutan hatinya menjadikan beliau orang yang rendah hati, penyayang, dan cinta akan perdamaian sehingga dengan sikap tersebut mampu menyebarkan panji-panji islam sampai kepenjuru dunia. Namun sangat disayangkan ternyata ada sebagian orang yang justru memelintir makna kasih sayang yang dibawa rosulullah SAW. ya’ni dengan  munculnya tindak kekerasan yang biasa kita kenal dengan istilah radikalisme dan terrorisme. Seperti aktivitas terorisme 9 September 2001 di Amerika Serikat, bom Bali, bom bunuh diri Intifada, kekerasan di Clrectrnya dan beberapa peledakan bom lainnya.

            Dahulu semasa hidupnya rosulullah SAW. selalu menunjukan kelembutan hatinya dalam berprilaku dan berdakwah, akan tetapi umatnya malah ada yang bertolak belakang dengan apa yang dicontohkan rosulullah tersebut. Oleh karna itu penulis akan mengajak kepada para pembaca agar mengkaji lebih dalam lagi sikap sikap rosulullah Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW merupakan  suri tauladan terbaik bagi umat islam, bahkan umat manusia di seluruh penjuru dunia. Ia adalah Nabi terakhir atau disebut sebagai penutup para nabi dan rosul. Beliau adalah kekasih Allah SWT yang diberi mukjizat, kelebihan, serta keistimewaan keistimewaan yang sangat luar biasa yang tidak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya. Oleh karena  itu beliau mempunyai sifat-sifat dan karakter yang amat patut dicontoh oleh kita, sebagai umatnya.

Lantas mengapa masih ada umat islam yang melakukan tindak radikalisme dan terrorisme daalam beragama, dan bagaimana hal itu bisa terjadi ?

Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data, dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI Mastuki Hs, “Islam radikal berpandangan agama secara ekstrem, fanatik, fundamental, dan revolusioner,” katanya.   Menurut dia, Islam radikal seperti masih tak masalah jika sekadar cara pandang dan penganutnya terbuka ruang dialog dengan pihak lain. Namun, ketika cara pandang tersebut diwujudkan dalam tindak kekerasan, pemaksaan kehendak, melakukan teror, itu sudah membahayakan.  “Itu harus dicegah!” katannya.

Mungkin tidak jarang kita mendengar istilah islam melakukan terrorism, pengeboman diri atau yang lainnya. Contohnya kasus penikaman yang terjadi di sebuah gereja di Normandy. Dua pria menerobos masuk gereja ketika tengah menghelat misa dan menyandera lima orang di dalamnya dan diduga pelakunya menyatakan diri sebagai bagian dari pengikut organisasi ISIS Islamic State in Iraq and Syria" (Negara Islam di Irak dan Suriah) atau "Islamic State in Iraq and al-Sham" (negara Islam di Irak dan al-Sham). Di Indonesia sendiri  ISIS  mengklaim bertanggung jawab atas teror bom bunuh diri di Kampung Melayu pada Rabu, 24 Mei tahun 2017 lalu. Sebenarnya hal tersebut dilakukan sekelompok atau sebagian orang yang kurang akan sikap toleransinya dalam beragama dan mereka orang orang yang terlalu fanatis dalam beragama yang mengakibatkan munculnya sifat radikalisme dan terrorisme dalam diri mereka

Padahal dalam sejarahnya rosulullah SAW. selalu menunjukan sikap toleransinya kepada kaum yahudi yang tinggal dikota madinah. Dengan menawarkan membuat Piagam Madinah agar tercipta kedamaian dan ketenteraman kehidupan di masyarakat. Seperti yang termaktub pada pasal 16 yang tertulis, “Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (kaum mukminin) tidak terzalimi dan ditentang.” Sikap yang sama pun ditunjukan rosulullah SAW. dalam peristiwa penaklukan kota makkah (Fathul Makkah), penduduk kota makkah  dan para kaum kafir Quraisy yang tadinya sangat membenci rosululullah SAW. bahkan menghalang halangi dakwah rosulullah, kemudian dibuat ketakutan ketika ummat islam berhasil menaklukan kota makkah tersebut. Bahkan pasca penaklukan kota makkah rosulullah juga tidak menyimpan dendam kepada kaum Quraisy.

            Hal inilah yang harusnya menjadi tolak ukur bagi seluruh umat islam dan umat manusia diseluruh dunia, betapa indahnya rosulullah SAW. menunjukan sikap toleransinya kepada umat manusia. Justru sikap berlebih lebihan dalam beragama itulah yang membuat manusia terlalu fanatik dalam beragama bahkan sampai melakukan tindak kekerasan atau terrorisme, dalam menegakkan dan membela agamanya.

            Dari hal tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa pentingnya menjadikan rosulullah SAW. sebagai suri tauladan dalam kehidupan kita dengan kelembutan hatinya beliau selalu mennunjukan sikap rendah hati, pemaaf dan toleransi terhadap sesama. Dan penulis berharap hal tersebut dapat teraplikasikan dalam kehidupan kita agar selalu tercipta kedamaian dimuka bumi ini.

 

 

 

 

 

 

 

 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Muhammad dan Benih-Benih Perdamaian Dunia"

Posting Komentar